Dia memberi amaran kepadanya sambil melihat cetakan tangannya surut dalam kemerahan kulitnya. Dia menggosok tangannya, kulit yang menyengat akibat pukulan berulang, ke atas dagingnya yang hangat dan turun di antara kakinya yang menggigil ke pukinya yang menitis. Dia mengumpul intipatinya dari pintu masuknya dengan jarinya dan menyebarkannya ke atas kelentitnya. Lurah punggung ibu di raba jari jemari lelaki itu dengan kasar.